dinkesmerangin.org – Bintitan, atau hordeolum, adalah infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata. Infeksi ini biasanya terjadi pada folikel rambut atau kelenjar minyak di kelopak mata. Penyebab paling umum dari infeksi ini adalah bakteri Staphylococcus.

Bintitan biasanya muncul sebagai benjolan merah yang sakit di tepi kelopak mata, walau kadang juga bisa muncul di dalam kelopak mata. Gejala lain yang mungkin muncul meliputi kemerahan pada mata, rasa tidak nyaman atau seperti ada benda asing di mata, dan dalam beberapa kasus, mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya.

Meskipun bintitan bisa membuat tidak nyaman, kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan seringkali dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga seminggu.

Gejala Bintitan

Bintitan atau hordeolum biasanya muncul dengan beberapa gejala yang cukup khas, antara lain:

Benjolan Merah: Ini adalah gejala paling umum dari bintitan. Benjolan ini biasanya muncul di tepi kelopak mata dan terasa sakit saat disentuh.

Pembengkakan dan Kemerahan: Kelopak mata di area bintitan bisa menjadi bengkak dan merah. Kadang-kadang, seluruh kelopak mata juga bisa bengkak.

Rasa Sakit atau Tidak Nyaman: Area di sekitar bintitan bisa terasa sakit atau tidak nyaman. Rasa sakit biasanya semakin parah saat bintitan mulai berkembang dan kemudian mereda saat bintitan pecah.

Sensasi Ada Benda Asing di Mata: Meski benda asing tidak benar-benar ada, bintitan bisa menciptakan sensasi seperti ada sesuatu di mata.

Lakrimasi atau Mata Berair: Bintitan bisa membuat mata berair lebih dari biasanya.

Fotofobia: Dalam beberapa kasus, orang dengan bintitan bisa menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.

Penglihatan Kabur: Meskipun jarang, jika bintitan cukup besar, bisa menekan bola mata dan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata atau profesional kesehatan lainnya untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penyebab dan Faktor Risiko Bintitan

Bintitan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus yang menginfeksi folikel rambut atau kelenjar minyak di kelopak mata. Kelenjar ini menghasilkan sebum, sebuah zat berminyak yang membantu melumasi bulu mata. Jika kelenjar ini tersumbat, sebum bisa terperangkap dan menjadi tempat yang ideal untuk bakteri berkembang, yang akhirnya membentuk bintitan.

Faktor Risiko Bintitan

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bintitan, antara lain:

Kebersihan Mata yang Buruk: Tidak mencuci tangan secara teratur dan menyentuh mata dengan tangan yang kotor dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri yang bisa menyebabkan bintitan.

Menggunakan Kosmetik Mata yang Lama atau Kadaluwarsa: Kosmetik mata seperti maskara atau eyeliner bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri jika digunakan terlalu lama atau sudah kadaluwarsa.

Kondisi Kulit Tertentu: Orang dengan kondisi kulit seperti dermatitis seboroik (suatu kondisi yang menyebabkan kulit berminyak dan berketombe) atau rosacea (suatu kondisi yang menyebabkan kemerahan dan pembengkakan pada wajah) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami bintitan.

Riwayat Bintitan Sebelumnya: Orang yang pernah mengalami bintitan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami bintitan lagi di masa mendatang.

Mengidap Diabetes: Penyakit ini bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi bakteri yang menyebabkan bintitan.

Penting untuk diingat bahwa memiliki faktor risiko tidak berarti seseorang pasti akan mengalami bintitan, dan sebaliknya, orang tanpa faktor risiko pun masih bisa mengalami bintitan.

Pengobatan Bintitan

Pengobatan bintitan tergantung pada keparahan dan jenis bintitan itu sendiri. Dalam banyak kasus, bintitan dapat sembuh dengan sendirinya dalam satu hingga dua minggu tanpa perlu pengobatan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan meredakan gejala:

1. Kompres Hangat: Mengaplikasikan kompres hangat ke bintitan selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari, dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit. 2. Jangan Memencet atau Menyentuh Bintitan: Meski tergoda untuk melakukannya, memencet atau menyentuh bintitan bisa menyebabkan infeksi menyebar dan memperburuk kondisi. Selalu cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh area mata.

3. Penggunaan Antibiotik: Jika bintitan tidak membaik dengan perawatan di rumah atau jika gejalanya semakin parah, dokter mungkin akan meresepkan salep atau tetes mata antibiotik.

4. Prosedur Medis: Dalam kasus yang jarang terjadi, jika bintitan sangat besar atau tidak membaik dengan pengobatan lain, dokter mungkin perlu melakukan prosedur kecil untuk membuka dan menguras nanah dari bintitan.