dinkesmerangin.org – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat sebanyak 2.700 remaja di Indonesia hidup dengan HIV. Angka ini mencerminkan meningkatnya risiko penularan HIV di kalangan usia muda. Peneliti BRIN, Irma Hidayana, menegaskan bahwa data tersebut menunjukkan kondisi darurat yang perlu segera ditangani. Remaja kini tidak hanya menjadi kelompok rentan, tetapi juga berkontribusi pada penyebaran infeksi baru.
Perilaku Seksual di Luar Nikah Semakin Marak
Penelitian BRIN menemukan bahwa tren perilaku seksual di luar nikah semakin meningkat di kalangan remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Siswa sekolah menengah atas (SMA) menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan dalam melakukan hubungan seksual pranikah. Irma menjelaskan bahwa peningkatan ini terjadi secara konsisten dalam lima tahun terakhir, seiring dengan mudahnya akses informasi tanpa pendampingan edukatif.
Minimnya Edukasi Seks Jadi Pemicu Utama
Kurangnya edukasi seksual yang komprehensif di sekolah-sekolah mendorong remaja untuk mencari informasi secara mandiri. Banyak dari mereka mengakses konten tidak sehat di internet tanpa pemahaman yang memadai tentang risiko penyakit menular seksual, termasuk HIV. Orang tua dan pendidik seringkali menghindari pembicaraan tentang seks, sehingga remaja mengalami kebingungan dan salah kaprah.
Laki-Laki dan Perempuan Sama-Sama Terlibat
BRIN mencatat bahwa peningkatan perilaku seksual tidak hanya terjadi pada remaja laki-laki, tetapi juga pada perempuan. Keduanya menunjukkan tingkat keterlibatan yang hampir setara dalam hubungan seksual di luar nikah. Penelitian menemukan bahwa norma sosial tidak lagi membedakan perilaku seksual berdasarkan gender. Media sosial turut mempercepat perubahan pandangan remaja terhadap seksualitas.
Ketidakterbukaan Jadi Hambatan Pencegahan
Banyak remaja yang tidak mau terbuka terhadap guru atau orang tua saat mereka mulai aktif secara seksual. Ketidakterbukaan ini menghambat upaya pencegahan dan deteksi dini infeksi menular seksual. Pemerintah dan lembaga pendidikan belum menyediakan ruang yang aman dan ramah bagi remaja untuk berkonsultasi secara jujur dan nyaman.
BRIN Dorong Pemerintah Lakukan Intervensi Serius
BRIN mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi serius melalui kurikulum pendidikan seksual yang berbasis fakta dan ilmiah. Irma menekankan pentingnya pelibatan tenaga kesehatan dan psikolog sekolah dalam menyampaikan informasi secara akurat dan etis. Edukasi yang tepat bisa mencegah peningkatan kasus HIV dan menjaga kesehatan remaja secara menyeluruh.
Kampanye Kesadaran Harus Libatkan Semua Pihak
Pemerintah, sekolah, keluarga, dan media harus bekerja sama dalam menyebarkan kampanye kesadaran akan risiko perilaku seksual bebas. Irma menambahkan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika semua pihak berperan aktif dalam memberikan edukasi dan pengawasan yang sehat. Remaja membutuhkan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka secara fisik, emosional, dan seksual.